Ritual Penjamasan Gaman, Merawat Gaman Adalah Upaya Merawat Ingatan

photo author
- Minggu, 15 Agustus 2021 | 19:00 WIB
Ritual Penjamasan Gaman Kang Ali Tuba Asy'arie, Pimpinan Majelis Panembahan Saung Cinta dan Gubug Mahabah
Ritual Penjamasan Gaman Kang Ali Tuba Asy'arie, Pimpinan Majelis Panembahan Saung Cinta dan Gubug Mahabah

"Lalu ini gaman khas madura, namanya Calok, berbeda dengan carok yang bentuknya celurit, nah ini calok mirip-mirip tombak," tandasnya. 

Baca Juga: Wakili Provinsi Jateng Pada PON XX dan PEPARNAS XVI 2021 di Papua, Inilah Daftar Atlet Dari Kendal

Ali Tuba mengatakan dirinya mendapatkan gaman-gaman tersebut melalui beberapa cara. 

"Dari beberapa barang di sini ada yang tiba-tiba muncul sendiri dengan tanpa sengaja, kita menemukan saat sedang melakukan persemedian. Ada yang memang titipan dari kolektor. Ada juga yang pemberian dari seseorang yang merasa tidak mampu merawat lalu kami bersedia merawat," ujarnya.

Ali Tuba dan rekannya memiliki 60 buah gaman dan 150 gaman titipan kolektor untuk dilakukan penjamasan. 

"Gaman yang kami rawat ada 60-ah buah, biasanya ada juga orang yang meminta dicucikan sehingga total ada 150-an lebih," jelasnya.

Baca Juga: Pensiun Sebagai Atlet UFC, Khabib Nurmagomedov Resmi Gabung di Klub Sepak Bola Profesional

Kyai Nur Shodiq, tokoh agama dan tokoh kebudayaan desa setempat juga menunjukkan gaman miliknya saat penjamasan. 

"Saya sendiri memiliki gaman berupa tombak Wahyu Temanten Pinayungan satu pasang (dua buah) yang diberikan oleh seseorang bernama Mbah Mawardi yang merupakan keturunan ke-6 seorang pejuang kesultanan Mataram," ujar Kyai Nur Shodiq.

Kyai Nur Shodiq mengatakan dirinya sebenarnya tidak memiliki ikatan darah dengan Mbah Mawardi ataupun dengan pejuang kesultanan Mataram tersebut. Namun dirinya mendapat kepeecayaan karena kenal baik. 

"Saya sendiri sebetulnya tidak memiliki ikatan darah dengan Mbah Mawardi atau pejuang kesultanan Mataram tersebut. Namun karena saya kenal baik maka saya dipercaya untuk merawat gaman ini," jelasnya.

Baca Juga: 142 Pelaku Olahraga di Yogyakarta Jalani Vaksinasi Cegah Penyebaran Covid-19

Sama seperti Ali Tuba, Kyai Nur Shodiq juga seorang pecinta budaya dan barang-barang kuno yang memiliki nilai sejarah. 

Kyai Nur Shodik menegaskan bahwa gaman-gaman tersebut adalah karya seni yang perlu dirawat untuk mengingatkan generasi berikutnya dengan perjuangan leluhur di masa lalu. 

Kyai Nur Shodiq menegaskan, merawat gaman adalah upaya merawat ingatan. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X