"Seperti yang disebutkan sebelumnya, saya bukannya mempromosikan mistisisme, tapi lebih karena kecintaan saya dengan budaya. Karena gaman-gaman ini adalah sebuah karya seni yang sangat agung, yang mana para pembuat gaman ini melakukan proses panjang seperti tirakat dan semedi hingga menjadi senjata bagi para pejuang pada zaman dahulu," ucapnya.
Baca Juga: Realisasi Investasi di Jawa Tengah Semester I 2021 Mencapai Rp 25,3 Triliun
Pada tahun-tahun sebelumnya saat belum ada pandemi covid-19, para praktisi budaya di Kelurahan Gondoriyo mengadakan prosesi acara untuk melakukan upacara penjamasan, sekali lagi sebagai perayaan budaya.
"Tapi sekarang kami pending dulu untuk menghindari kerumunan," tandasnya.
"Tapi yang penting bagi kami adalah setiap tahun melakukan perawatan untuk menghormati karya besar ini agar tidak karatan," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Aturan dan 10 Benda yang Dilarang Masuk Saat Ujian SKD CPNS 2021, Melanggar Terancam Sanksi Berat
167 Santri Pondok Pesantren di Kabupaten Kendal Ikuti Seleksi Beasiswa Bagi Penghafal Al Qur'an
Mengapa Masuk Mall Wajib Sudah Divaksin? Begini Penjelasan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19
Bupati Juliyatmono : Saya masih ngeman, sayang pada anak-anak pelajar jika harus diberlakukan PTM
Gus Yasin Pastikan Pengajar Agama di Jawa Tengah Tetap Dapat Insentif Hingga 2022
Ganjar : HUT ke-71 Provinsi Jawa Tengah Menjadi Momentum Refleksi untuk Menuju Lebih Baik