KONTENJATENG.COM - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mendorong seluruh pesantren di Jawa Tengah untuk menerapkan konsep pesantren ramah anak.
Menurutnya, lingkungan pesantren yang ramah terhadap anak sangat penting agar santri dapat tumbuh dan berkembang dalam suasana yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan maupun perundungan.
Dia menekankan, pesantren harus menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi santri, jauh dari segala bentuk kekerasan dan perundungan. "Sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi penerus bangsa, pesantren harus bisa memberikan contoh yang baik dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan spiritual santri,” ungkap Saleh.
Baca Juga: 76 IDH Urban 2025 Seri 2 Semarang, Abdul Hakim dan Dimas Aradhana Juara
Lebih lanjut, pihaknya mendukung program pesantren ramah anak yang kini tengah digalakkan oleh Pemprov Jateng bersama dengan sejumlah pihak. Meliputi Kanwil Kemenag Jateng, UNICEF, Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU, dan LPA Klaten.
Saleh menjelaskan bahwa untuk memastikan implementasi pesantren ramah anak berjalan efektif, penting bagi pesantren untuk membentuk pedoman operasional (SOP) yang jelas serta membentuk satuan tugas (satgas) anti-bullying.
“SOP yang jelas tentang bagaimana pesantren harus beroperasi dalam hal perlindungan anak sangat krusial. Begitu pula dengan pembentukan satgas anti-bullying yang bisa mengawasi dan menangani kasus-kasus perundungan di lingkungan pesantren,” kata dia.
Baca Juga: Mahasiswi USM Anastasia Desti Putri Ivanka Juara 1 Bintang Radio RRI Semarang 2025
Lebih lanjut, Saleh juga menyarankan agar pesantren melibatkan santri dalam proses sosialisasi dan implementasi program ramah anak, agar mereka memahami hak-hak mereka serta pentingnya menjaga kesejahteraan teman-teman sebaya.
Hal ini, menurut Ketua DPD Golkar Jateng tersebut, akan menciptakan atmosfer yang lebih terbuka dan saling mendukung antar santri. “Pesantren harus menjadi tempat yang mendidik santri tidak hanya dalam aspek agama, tetapi juga dalam hal empati, rasa saling menghormati, dan perlindungan terhadap hak anak,” lanjutnya.
Diketahui, pesantren ramah anak ialah salah satu program yang terus digalakkan di Jawa Tengah. Bahkan Pemprov sudah bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jateng, UNICEF, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten.
Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Pemprov Jateng, yang dinahkodai Gubernur Ahmad Luthfi. Seperti, pembentukan pilot project pesantren ramah anak di Ponpes Al Anwar IV dan Ponpes Alhamdulillah Kabupaten Rembang. Dua pesantren tersebut sudah memiliki Satgas Anti-Bullying.
Upaya lainnya yaitu melalui sosalisasi dan edukasi. Seperti pada kegiatan Keterampilan Hidup Remaja pada Mei 2025 lalu yang diikuti oleh 200-an santri di Jawa Tengah.
Artikel Terkait
Generasi Muda Diajak Turut Serta untuk Teruskan Perjuangan dan Amalkan Nilai Pancasila, serta Selalu Menjadikannya Pandangan Hidup Bangsa
Tinjauan Jalan Rusak dan Berlubang, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Minta DPU Taru Segera Perbaiki
Diterima Fraksi DPR RI dan Baleg, FPG DPRD Jateng Bahas RUU Transportasi Online Bersama Pakar dan Asosiasi Driver Online
Mohammad Saleh Minta PBPI Jateng Populerkan Olahraga Padel di Kalangan Masyarakat
13 Sekolah Rakyat Sudah Beroperasi di Jateng, Mohammad Saleh Siap Kawal Implementasi Program
Dr Supari Paparkan Visi USM Menuju Kampus Unggulan Jawa Tengah
Andy Prayoga Tercepat di Seeding Run 76 IDH Urban 2025 Semarang
Mohammad Saleh Minta Pemprov Jateng Perluas Program Desalinasi Air Laut
Mahasiswi USM Anastasia Desti Putri Ivanka Juara 1 Bintang Radio RRI Semarang 2025
76 IDH Urban 2025 Seri 2 Semarang, Abdul Hakim dan Dimas Aradhana Juara