KONTENJATENG.COM - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mendorong Pemprov Jateng untuk mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) dan memperbanyak event bursa kerja (job fair) sebagai langkah strategis dalam menekan angka pengangguran.
Saleh menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal sangat penting agar mereka mampu bersaing di pasar kerja, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Hal ini dikatakan dia dalam kegiatan FGD bertema "Penyebarluasan Informasi Peluang, Mekanisme, dan Prosedur Kerja" yang digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah di Kota Semarang, Kamis (14/8/2025).
Baca Juga: Dekranasda Kota Semarang Bekali 40 UMKM Ilmu Laporan Keuangan Lewat SI APIK
“BLK harus diperkuat, baik dari segi fasilitas, instruktur, maupun jenis pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri saat ini. Pelatihan harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan permintaan pasar,” ujar dia.
Selain itu, Saleh juga mendorong pemerintah daerah untuk secara rutin menggelar bursa kerja yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar, UMKM, hingga startup digital.
“Bursa kerja harus diperbanyak dan menjangkau seluruh kabupaten/kota. Ini penting agar informasi lowongan kerja bisa lebih mudah diakses masyarakat, khususnya lulusan baru dan pencari kerja usia produktif,” imbuh dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jateng pada Februari 2025 menurun menjadi sebesar 4,33 persen.
Baca Juga: USM Raih Penghargaan Universitas Mitra Terbaik dari BRIN
Berdasarkan catatan BPS, tingkat pengangguran di provinsi ini terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Pada Februari 2021 tingkat pengangguran tercatat sebesar 5,96 persen, turun menjadi 5,75 persen pada Februari 2022.
Sementara tingkat pengangguran pada Februari 2023 tercatat 5,24 persen turun menjadi 4,39 pada 2024. Dan pada Februari ini, tingkat pengangguran turun menjadi 4,33 persen.
Dengan tren positif ini, politisi Partai Golkar tersebut menilai kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang sehat dan berkelanjutan.
“Jangan hanya mengandalkan sektor formal, pelatihan juga harus mendorong kewirausahaan dan ekonomi kreatif, agar masyarakat tidak hanya mencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja,” pungkasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Asing Ikuti Program SDGs 8 di Universitas Semarang