Cerita Harry Setya Rahmadi Dalami Jihad, Hingga Masuk Kelompok Terorisme dan Berlabuh NKRI

photo author
- Rabu, 11 November 2020 | 18:53 WIB
0d1fd641-edf3-4ff7-ba79-1c90f8fd9a65
0d1fd641-edf3-4ff7-ba79-1c90f8fd9a65

“Kemudian ibu-ibu teriak-teriak, Pak Harry pak Harry, pak lurah juga malah ngomong, pak Harry dipanggil ibu-ibu, kemudian ada yang foto cepret, cepret, jadi saya malah menahan tawa, seperti selebritis,” kata Harry tertawa kecil, mengigat kejadian itu.

Begitu bebas, ia juga langsung menghadiri rapat RT kemudian minta izin dan menyampaikan baru lulus dari Lapas Kedungpane, Semarang, kasus teroris. Sehingga kalau ada salah mohon diingatkan, termasuk keluarganya, mereka juga tidak ada yang jauhi dan menerima keadaannya dan keluarga biasa saja. Ia juga terus akrab dengan warga. Karena ia mengaku sebelum ditangkap, juga aktif dengan kegiatan warga termasuk sesudah bebas juga akrab.

“Suka dukanya, sukanya tidak dimasalahkan dengan warga, dukanya masalah intern. Seperti ketika istri bekerja karena guru, jadi dulu istri banyak yang neror, dianggap istrinya teroris suruh mecat, jadi sampai telpon kepala sekolah,”kenangnya.

Termasuk ketika itu, depcolektor menagih cicilan bank. Istri sampai mengatakan, suami kena kasus teroris dan dipenjara, tapi mereka tidak percaya. Selain itu, dukanya, harus kembali bangkit, karena benar-benar dititik zeronya-zero.

Begitu bebas, semua pekerjaan dilakoninya, mulai jadi sopir antar jemput anak sekolah TK, SD, ikut konter HP. Perlahan mulai pulih 2010, saat bertemu dengan pengusaha, Nurul HI dikenalkan melalui rekannya Yusuf, dari situ ngobrol. Kemudian diberikan modal, labanya disuruh laporan biasa. Saat itu kerjanya di trending foucher atau tukar mata uang.

Perlahan diperbantukan di dapur bistik, pindah Solo, akhirnya keluar. Karena keahliannya hanya bisa menjadi sopir, dapat tawaran jadi sopir mobil box diperusahaan sirup Fresh, sampai diangkat jadi Sales, sekitar 2 tahun, ketika mau diangkat karyawan tetap memutuskan keluar, akhirnya memutuskan buka usaha Kebab.

“Kalau saya prinsipnya, melihat kedepan, jadi ketika kejadian, saya juga terus melihat kedepan. Kesedihan pasti ada, tapi sebentar sebagai pemicu untuk melihat kedepan, itu prinsip saya,”ungkapnya. (gby/kj)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Konten Jateng

Tags

Rekomendasi

Terkini

X