Sejumlah Sekolah Swasta di Kota Pekalongan Alami Kekurangan Siswa, Salah Satunya Disinyalir Akibat Adanya Beberapa Sekolah Negeri Menambah Rombel Baru

photo author
- Senin, 29 Juli 2024 | 16:06 WIB
PESERTA DIDIK : Para peserta didik baru di SMP Muhammadiyah Kota Pekalongan saat mengikuti Forum Ta'aruf Siswa (Fortasi). (KONTENJATENG.COM/Arif Prayoga)
PESERTA DIDIK : Para peserta didik baru di SMP Muhammadiyah Kota Pekalongan saat mengikuti Forum Ta'aruf Siswa (Fortasi). (KONTENJATENG.COM/Arif Prayoga)

 

KONTENJATENG.COM - Data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online yang dimiliki Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan menyebutkan, ada enam sekolah swasta di Kota Pekalongan yang masih kekurangan peserta didik baru pada tahun ajaran 2024/2025.

Mereka yakni SMP Al Irsyad Al Islamiyyah dari kuota 60 terisi 25 peserta didik baru, SMP Islam kuota 64 terisi 33 peserta didik baru, SMP Islam YPI Buaran kuota 96 terisi 12 peserta didik baru, SMP Muhammadiyah kuota 60 terisi 8 peserta didik baru, SMP Setyawiguna kuota 64 terisi 15 peserta didik baru, SMP Wahid Hayim kuota 96 terisi 10 peserta didik baru.

Penyebab sekolah swasta tersebut kekurangan peserta didik baru terjadi karena adanya beberapa faktor, salah satu hal yakni adanya kabar menyebutkan jika sejumlah sekolah negeri membuka rombel baru atau menambah jumlah kuotanya. Hal tersebut cukup membuat sekolah swasta menjadi kewalahan dalam menerima peserta didik baru. 

Baca Juga: DPRD dan Pemerintah Kota Pekalongan Bersepakat Untuk Mengupayakan Adanya Peningkatan Kesejahteraan Bagi Guru Ngaji

Kepala TU SMP Muhammadiyah Pekalongan, Mustofa Kamal mengatakan dirinya memang sempat mendengar kabar tersebut yang berkembang di masyarakat. Hanya saja, menurut dia, memang ada beberapa faktor yang menyebabkan sekolah negeri lebih diminati dibandingkan sekolah swasta.

Seperti adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa sekolah negeri gratis, yang kemudian menyebabkan orangtua lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri dibandingkan swasta.

''Mereka memilih sekolah negeri karena tidak dipungut Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), sedangkan di swasta memang ada kewajiban seperti itu. Namun begitu, sekolah swasta memiliki kelebihan yakni menawarkan tambahan pelajaran agama dibandingkan di sekolah negeri,'' papar dia.

Baca Juga: Temui Perwakilan Para Buruh PHK PT Kesmatex, Wali Kota Pekalongan Janji Akan Bantu Selesaikan Permasalahan Pemberian Pesangon yang Belum Terealisasi

Diakuinya, kalau memang itu pilihan dari orangtua dan peserta didik, untuk belajar di sekolah swasta atau negeri. Fenomena menurunnya jumlah peserta didik bersekolah di SMP Muhammadiyah terjadi sejak empat tahun belakangan.

''Kami sebenarnya sudah melakukan sejumlah promosi ke beberapa SD, untuk menawarkan agar bersekolah di SMP Muhammadiyah. Kemudian menggelar sejumlah acara yang mengundang peserta dari SD, seperti Festival Literasi yang isinya permainan,'' terang dia.

Menurut Mustofa Kamal, pihaknya telah membuka jalur pendaftaran peserta didik baru melalui jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online maupun Offline. Ini karena sekolah swasta memang diberikan keleluasaan untuk membuka dengan dua cara pendaftaran tersebut.

 

Baca Juga: DPRD dan Pemerintah Kota Pekalongan Bersepakat Untuk Mengupayakan Adanya Peningkatan Kesejahteraan Bagi Guru Ngaji

Diakuinya, SMP Muhammadiyah sebelum pelaksanaan PPDB Online telah membuka gelombang satu pendaftaran Offline terlebih dulu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arif Prayoga

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X