Jelang Pilwalkot Semarang, Ketua PC GP Ansor Ajak Masyarakat Hindari Isu Agama

photo author
- Rabu, 20 November 2024 | 19:06 WIB
Jelang Pilwalkot Semarang, Ketua PC GP Ansor mengajak masyarakat untuk menghindari isu agama. /otongfajari/kontenjateng)
Jelang Pilwalkot Semarang, Ketua PC GP Ansor mengajak masyarakat untuk menghindari isu agama. /otongfajari/kontenjateng)

KONTENJATENG.COM, - Beredarnya SMS Blasting di kalangan warga yang mengirimkan isu agama dalam kontestasi Pemilihan Walikota (Pilwalkot) direspon oleh Abdurrahman selaku Ketua PC GP Ansor Kota Semarang

SMS Blasting tersebut salah satunya menyinggung perbedaan keyakinan salah satu calon walikota Semarang. Abdurrahman meminta agar tidak ada lagi pihak-pihak yang menggunakan isu agama demi kepentingan politik.

“Tolong jangan lakukan black campaign seperti SMS yang tersebar itu. Karena takutnya SMS seperti itu malah jadi boomerang yang membuat orang jadi tidak simpatik,” ujarnya memberikan himbauan pada Selasa (19/11/2024).

Baca Juga: Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Tegaskan Bahwa Iswar Adalah Kader Loyal NU dengan Kontribusi Besar

Abdurrahman kemudian mengajak pihak-pihak yang berkecimpung dalam menjaga kerukunan umat antar agama agar aktif menjaga kerukunan di momen Pilkada seperti sekarang ini.

“Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama kan sudah ada FKUB dan Persaudaraan Lintas Agama (PELITA) harus berkontribusi aktif menjaga kerukunan ini. Karena berdirinya bangsa ini dengan bhineka Tunggal Ika ini sudah dengan susah payah dimerdekakan oleh leluhur kita,” tuturnya.

“Kita fokus saja mensejahterakan masyarakat, melakukan Pembangunan, memajukan bangsa, terutama Kota Semarang. Kita fokus saja di situ jangan main isu agama. Supaya bangsa yang terus kita doakan sebagai Baldatun Thoyibatun Wa Robbun Ghoffur (Negara Terbaik yang Penuh Ampunan dar Tuhan) ini menjadi maju dan makmur,” bebernya.

Baca Juga: Diduga Kampanye Terselubung, Acara Silaturahmi Takmir Masjid DMI Semarang Nyaris Dibubarkan Bawaslu

Abdurrahman mengatakan bahwa Kita diajarkan berpolitik secara harmonis sebagai upaya memilih pemimpin terbaik dari yang terbaik. Dia mencontohkan dulu ketika pemilu pertama tahun 1955 saat NU berdiri sebagai partai Bersama PNI dan PKI.

Bung Karno sebagai presdien menyatukan ketiga partai tersebut dalam satu ideologi yang namanya NASAKOM (Nasionalis Agamis dan Komunis).

“Apakah saat itu NU menolak?,” ujar Abdurrahman.

“Semua kiai NU menerima sampai dikeluarkan dekrit presiden oleh Bung Karno untuk diganti dengan sistem demokrasi terpimpin,” tuturnya.

Baca Juga: Kampung Nelayan Tambaklorok Semarang Tak Banjir Lagi, Relawan Speed Siap Menangkan Andika Hendi di Pilgub Jateng

Abdurrahman mengatakan alasan Kenapa NU mau menerima Nasakom, karena Inggris Bersiap menyerang Indonesia melalui Malaysia.

“Dan bung Karno butuh persatuan bangsa untuk menghadapi serangan Inggris tersebut yang akhirnya tidak jadi karena kuatnya persatuan bangsa,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X