Yudhi menegaskan bahwa permasalahan ini bukanlah sebuah polemik tapi hendaknya bisa menjadi sebuah pembelajaran bersama. Bahwa dalam suatu penyelenggaraan kegiatan ternyata dapat mengalami masalah atau sesuatu yang miss, akibat kurangnya koordinasi.
''Melalui mediasi bareng ini, kami sdh bersepakat bahwa apa pun yang adh terjadi hendaknya tidak terulang lagi dan kejadian sebelumnya dapat menjadi pembelajaran bersama. Harapannya pengelolaan event olahraga ke depan di Kota Pekalongan dapat lebih baik lagi,'' papar dia.
''Kami menganggap kejadian kemarin sudah tidak lagi menjadi masalah. Kami yang hadir di acara mediasi ini, berkomitmen bareng untuk saling mengevaluasi agar ke depan bisa lebih baik lagi,'' jelas dia.
Yudhi pun mengharapkan agar event kejuaran olahraga berjenjang juga nantinya dapat lebih jelas SOP pelaksanaannya. Supaya atlet yang bertanding dapat memperoleh sebuah kepastian.
Dirinya selaku warga Kota Pekalongan juga tidak akan ragu untuk mengkritik kembali, jika nantinya memang ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan.yang ada.
''Teman-teman dari Dinparbudpora Kota Pekalongan, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dan Pantia Pelaksana (Panpel) Popda Kota Pekalongan, pun menyatakan bersedia dan siap untuk dikritik bila itu terjadi,'' ungkapnya.
''Kami pada dasarnya menerima keputusan bila nantinya Reno diminta maju bertanding di tingkat Popda Provinsi 2025, kalaupun tdk bisa bertanding karena event digelar pada akhir tahun itu tdk menjadi masalah. Masih banyak peluang buat anak-anak untuk dapat berlaga di kejuaraan lain selain di Popda Provinsi 2025,'' jelas dia.***