Sejarah Tradisi Dugderan Semarang Ternyata Ini Asal Usul Nama Dugderan, Warga Semarang Wajib Tahu!

- Senin, 20 Maret 2023 | 14:59 WIB
Sejarah Tradisi Dugderan Semarang Ternyata Ini Asal Usul Nama Dugderan, Warga Semarang Wajib Tahu!
Sejarah Tradisi Dugderan Semarang Ternyata Ini Asal Usul Nama Dugderan, Warga Semarang Wajib Tahu!

KONTENJATENG.COM - Tradisi Dugderan menjadi salah satu tradisi yang digelar setiap tahun di Kota Semarang.

Tradisi Dugderan akan digelar setiap menjelang bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan dan pasar rakyat.

Berikut ini adalah sejarah dan makna dari tradisi Dugderan yang digelar di Kota Semarang saat menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Baca Juga: CERAMAH SINGKAT KULTUM HARI KE 4 RAMADHAN 2023 Berjudul Syukur dan Sabar dalam Kehidupan

Dikutip dari lamanan kemendikbud, asal mula tradisi Dugderan ada di Kota Semarang yakni berawal dari masa Bupati KRMT Purbaningrat pada Tahun 1881 M.

Dimana pada masa pemerintahan Bupati KRMT Purbaningrat berkembang sebuah tradisi berupa arak-arakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sejak itulah masyarakat seringkali menyebut tradisi arak-arakan itu dengan sebutan Dugderan.

Baca Juga: Shin Ye Eun Akui Kerap Mimpi Buruk Gara-gara Perankan Perundung Sadis dalam Drakor The Glory

Setelah sesaat umat Islam melaksanakan shalat Ashar ,tepat sehari menjelang bulan Ramadhan, dipukullah bedug Masjid Besar Kauman disusul dengan penyulutan meriam di halaman pendapa kabupaten di Kanjengan.

Bedug mengeluarkan bunyi “dug” dan meriam mengeluarkan bunyi “der” yang berkali-kali pada akhirnya digabungkan menjadi istilah Dugderan.

Mendengar suara Dug dan Der yang keras dari sekitar alun-alun pusat kota, masyarakat pun berbondong-bondong datang untuk menyaksikan apa yang terjadi.

Baca Juga: Link Nonton Serial Web Open BO Full Episode 1-8 Lengkap, Klik Disini!

Masyarakat pun berkumpul di alun-alun di depan masjid, keluarlah Kanjeng Bupati dan Imam Masjid Besar memberikan sambutan dan pengumuman.

Pada saat itu yang menjadi Imam Masjid Besar Kauman adalah Kyai Tafsir Anom. Salah satu isinya adalah informasi yang pasti tentang penentuan awal bulan puasa bagi masyarakat pelosok dan golongan.

Selain itu ada pula ajakan untuk selalu meningkatkan tali silaturahim atau persatuan dan ajakan untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah.

Halaman:

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X