khazanah

Kesenian Brendung, Tradisi Meminta Hujan Desa Bedana Banjarnegara

Rabu, 24 April 2024 | 08:30 WIB
Kesenian Brendung Desa Bedana Banjarnegara (Tim KJ 01)
BANJARNEGARA - Sore itu, sejumlah warga berduyun-duyun memadati Lapangan Desa Bedana Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara. Warga sangat antusias untuk menikmati Kesenian Brendung yang sudah turun temurun ada di desanya.
 
Disana, terdengar alunan musik tradisional mengiringi 7 penari melenggak lenggok di tengah lapangan. Alunan kemudian berganti dengan suara lesung kayu yang ditumbuk oleh beberapa orang.
 
Lalu muncul beberapa orang pula memasuki lapangan sembari menggotong peti seperti mengangkat keranda jenazah. Peti itu kemudian diletakkan dan dibuka, isinya berupa boneka batok kelapa berpakaian perempuan yang lebih mirip boneka jelangkung.
 
 
Saat boneka diikat dengan selendang, saat itu juga warga yang menyaksikan tampak hening. Hanya terdengar suara dari lesung kayu yang terus ditumbuk.
 
Dari penjelasan Kades Bedana, Hadianto Setyawan, Kesenian Brendung merupakan tradisi memanggil hujan. Ia mengakui kesenian itu terkesan 'wingit' karena menggunakan peraga boneka atau biasa disebut Brendung seperti boneka jelangkung.
 
Dikatakannya, Brendung itu terbuat dari batok kelapa, rangka tubuh dari bambu, berjilbab dan berbalutkan baju. Mengiringi pertunjukan Brendung, berbagai kelengkapan seperti kembang telon, lantunan lagu-lagu Jawa, tabuhan bumbung pring (bambu) dalam lesung akan membuat Brendung 'tersenyum' kegirangan. 
 
 
"Hal itu ditunjukkan dengan keinginannya untuk terus menari-nari. Brendung ingin melepaskan diri agar bisa menari dihadapan orang banyak," kata kades.
 
Yang membuat warga antusias menyaksikan kesenian itu adalah saat beberapa orang yang memegang Brendung mengalami kondisi kesurupan. Namun, tak berlangsung lama, sesepuh dalam kesenian tersebut dengan sigap memegangi dan menyadarkannya dari kesurupan.
 
 
TRADISI TEMURUN
Terlepas dari hal-hal berbau 'wingit' diatas, Anggota DPRD Jateng Bambang Eko Purnomo sangat kagum dengan eksistensi kesenian turun temurun itu. Karena, menurut dia, Kesenian Brendung layak dilestarikan masyarakat, yang sekarang justru tergerus dengan budaya barat.
 
"Ini kesenian asli turun temurun layak diabadikan. Tidak semua daerah punya kesenian seperti ini. Dan, saya lihat animo masyarakat sini masih tinggi untuk menikmati tontonan kesenian seperti ini. Kesenian ini juga perlu dikenalkan melalui medsos agar masyarakat di luar sana juga tahu soal Kesenian Brendung sekaligus bisa mempromosikan potensi wisata Desa Bedana," jelas Anggota Komisi C dari Fraksi Partai Demokrat DPRD Jateng itu dalam kegiatan 'Sosialisasi Kebijakan melalui Media Tradisional,' baru-baru ini.
 
 
Ia berharap kaum muda tidak hanya 'bermain' medsos tapi ikut mengenalkan Kesenian Brendung agar potensi desanya itu dapat dikenal luas. Dengan peran aktif kaum muda tersebut, kesenian tradisional dapat dilestarikan secara berkelanjutan.
 
"Jangan hanya bermain medsos tapi kenalkan juga potensi desa seperti Kesenian Brendung di dunia maya. Dengan begitu, sektor pariwisata yang dimiliki desa dapat ditingkatkan dan berdampak pada pendapatan desa," tandasnya.***

Tags

Terkini